Dua puluh

Dua puluh tahun adalah usia dimana kamu merasa telah dewasa. Kamu mulai mencari pendamping yang tepat, memikirkan karirmu kedepannya, rumah tipe apa yang kamu mau, hingga berencana punya anak. Di usia ini kamu merasa yakin, semua hal baik berasal dari sini.

Semua terasa menyenangkan sembari melalang ke dalam imajinasimu, hingga kesadaranmu mulai muncul. Kamu teringat nilai D di transkripmu, mantanmu yang sudah menggandeng pasangan baru, dan saldo yang tidak banyak di rekeningmu. Rekeningmu itu terisi setiap bulannya dikirimi ibu dan ayahmu. Kamu mulai malu. Terpikirkan membuat usaha atau bekerja paruh waktu, tapi kamu tak yakin dan merasa kecil.

Dua puluh tahun adalah usia dimana kamu tak ingin menua. Kamu merasa takut menghadapi skripsi yang sebentar lagi mampir, lalu kamu akan bekerja untuk menghidupi diri sendiri. Benar, takut. Takut apabila hayalanmu kekal dan kamu tak bisa mewujudkannya. Kamu takut menghadapi tuntutan berumah tangga. Dinyinyiri tetangga perawan tua. Harus mengalah pada takdir apabila semesta tak memberimu menjalani mimpi.

Semuanya terasa semakin mengerikan semakin dalam kau berharap. Kamu pun teringat ibu dan ayahmu semakin dimakan usia. Ketiga adikmu masih sangat muda, hanya kamu yang mereka punya.

Dua puluh tahun adalah usia dimana ambisi dan khawatirmu beradu. Mereka mengganggu pikiran dan juga hatimu. Di masa itu mentalmu harus kuat, tekadmu jangan goyah. Kamu harus bahagia.

Leave a comment

Design a site like this with WordPress.com
Get started